Spam atau email sampah pastilah akan sangat menjengkelkan penerimanya. Biasanya email sampah ini dikirim dalam bentuk iklan atau surat berantai. Dan yang lebih parah lagi jika spam ini sudah terkirim secara periodik ataupun dalam jumlah besar, tentunya akan sangat mengganggu mailbox kita.
Karena sifatnya yang sangat menjengkelkan ini, majalah Smart Computing menjulukinya sebagai ‘kecoa’. Hal ini tak lain karena sifat email yang dianggap sangat mengganggu dan ‘sampah’, sehingga kemudian sebutan ‘kecoa’ ini dianggap sangat mewakili. Dalam sebuah survey dilaporkan, rata-rata spam hadir selama 5 menit untuk setiap jam online, sehingga setara dengan 10 hari kerja dalam setahun.
Jika gangguan dari spam atau email sampah ini sudah sedemikian menjengkelkannya, kemudian adakah cara untuk melawan spam ini. Jawabannya tentu saja ada. Berikut ini merupakan langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan untuk melawan spam:
* Jangan membuka email dari sumber yang tidak Anda kenal ataupun email yang bersubjek/topik mencurigakan pada judulnya. Jika Anda masih juga penasaran untuk mengetahui isinya, Anda dapat memanfaatkan feature ‘preview’ pada aplikasi email untuk mengetahui secara singkat isi pesan tanpa harus membuka email tersebut. Karena, dengan membuka email spam, maka para spammer akan menerima pesan notifikasi yang sama saja menyatakan bahwa alamat email tersebut valid, hal ini berarti membuka peluang selanjutnya untuk dikirimi spam-spam lagi.
* Tidak menanggapi pesan spam. Sama halnya dengan membuka email spam, menanggapi pesan spam sama saja menyatakan bahwa alamat email tersebut aktif, sehingga juga membuka peluang untuk mendapatkan spam-spam berikutnya.
* Tidak me-reply. Adakalanya para pengirim spam ini mengajak Anda untuk bergabung dalam sebuah mailing list. Hal yang terbaik adalah dengan mengabaikannya. Karena jika Anda bergabung, berarti Anda bersedia menerima sampah-sampah berikutnya. Namun jika Anda menolak dengan mengetikkan kata tertentu yang diminta (biasanya ‘remove’ atau ‘unsubscribe’) dan mengirimkannya dengan fasilitas ‘Reply’, tetap saja Anda berpeluang untuk menerima sampah-sampah berikutnya, karena dengan me-reply pesan tersebut sama saja Anda telah memperitahukan kepada pihak pembuat spam bahwa alamat email tersebut valid dan bisa dikirimi spam-spam berikutnya.
* Memutuskan untuk berkata ‘tidak’. Pada banyak form aplikasi online, seringkali muncul pertanyaan email disertai pertanyaan mengenai informasi apa saja yang dikehendaki untuk didapat. Pada saat seperti ini, Anda berhak untuk menolak dan berkata ‘tidak’ terhadap hal-hal yang mereka tawarkan. Untuk itu sebenarnya sangat penting untuk membaca dengan seksama ‘Kebijakan Pricacy’ yang mereka berikan untuk mengetahui sejauh mana kemungkinan email kita disalahgunakan. Untuk itu jangan biarkan mereka memakai email tanpa seijin kita.
* Memakai bantuan IAP (Internet Access Provider) atau mempergunakan filter spam. Biasanya IAP menawarkan fasilitas filter spam secara gratis untuk mencegah email-email sampah ini masuk. Selain itu juga Anda bisa mendaftar ke jasa layanan anti-spam ataupun mempergunakan aplikasi anti-spam ataupun pemblokir spam.
* Langkah terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan melawan secara langsung. Untuk langkah ini Anda dapat memakai abuse.net, Ed Falk’s Tracking Page ataupun spamhaus.org yang dapat melacak spammer dan bekerja sama dengan ISP serta lembaga hukum untuk melacak dan dan membuang spammer dari Internet. Selain itu spamhaus.org juga menawarkan database gratis berisi data IP para spammer beserta berbagai macam info seputar spam, termasuk juga info tentang kemana harus melaporkannya.
Sumber : Using Information Technology – Penerbit Andi
Ada yang ingin menambahkan